Jumat, 10 Juni 2011

Lomba Kreativitas Ilmiah Guru (LKIG) Ke-19 Tahun 2011

Lomba Kreativitas Ilmiah Guru (LKIG) Ke-19 Tahun 2011

Lomba Kreativitas Ilmiah Guru (LKIG) Ke-19 Tahun 2011
Ragam Kategori: Karya Ilmiah
Batas Akhir Registrasi: 18 Agustus 2011
Biaya Pendaftaran: Gratis
Peserta: Guru SD, SMP dan SMA
Total Hadiah: Rp. 30.000.000,-


lomba

Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) bekerjasama dengan AJB Bumiputera 1912 akan menyelenggarakan Lomba Kreativitas Ilmiah Guru (LKIG) Ke-19 Tahun 2011.
LKIG adalah ajang lomba kreativitas bagi guru dalam upaya pengembangan proses pembelajaran guna mempermudah pemahaman ilmu pengetahuan bagi para peserta didik.

TINGKAT DAN BIDANG LOMBA
  • Guru SD/sederajat: umum (salah satu pelajaran)
  • Guru SMP/sederajat dan SMA/sederajat: 2 Bidang yaitu Bidang Ilmu Pengetahuan Sosial dan Kemanusiaan(IPSK) dan Bidang Matematika, Ilmu Pengetahuan Alam, dan Teknologi (MIPATEK)

RANGKAIAN KEGIATAN
18 Agustus 2011 : Registrasi Peserta
19 Agustus 2011 : Presentasi Finalis
20 Agustus 2011 : Audiensi dan Malam Penganugerahan Pemenang
21 Agustus 2011 : Kepulangan Peserta

HADIAH
Piala dan Piagam Penghargaan dari LIPI dan Uang Tunai dari AJB Bumiputera 1912
Hadiah I : Rp 12.000.000,-
Hadiah II : Rp 10.000.000,-
Hadiah III : Rp 8.000.000,-

PERSYARATAN
  1. Peserta adalah guru yang mengajar pada lembaga pendidikan formal.
  2. Belum pernah menjadi pemenang LKIG dalam kurun waktu dua tahun terakhir.
  3. Sistematika Penulisan : Abstrak, Pendahuluan, Metodologi, Isi/Pembahasan, Kesimpulan dan Daftar Pustaka.
  4. Menggunakan Bahasa Indonesia yang baik dan benar, diketik HVS A4, berjarak 1½ spasi dengan jenis huruf Arial ukuran 11.
  5. Karya ilmiah harus asli (bukan jiplakan/plagiat) dan belum pernah/sedang diikutsertakan dalam lomba sejenis tingkat nasional.
  6. Jumlah halaman karya ilmiah maksimal 25 halaman (termasuk sketsa/gambar/foto).
  7. Melampirkan rekomendasi Kepala Sekolah dan Daftar Riwayat Hidup serta mencantumkan alamat dan nomor telepon/fax kantor/rumah/HP yang mudah dihubungi.
  8. Karya ilmiah sebanyak 4 eksemplar (1 asli, 3 fotokopi) dan softcopy (CD) diterima panitia paling lambat tanggal 13 Agustus 2011.
  9. Pada pojok kiri atas sampul ditulis tingkat dan bidang lomba yang diikuti.
  10. Warna sampul karya ilmiah : SD (merah), SMP Bidang IPSK (kuning), SMP Bidang MIPATEK (biru), SMA Bidang IPSK (hijau), SMA Bidang MIPATEK (oranye).
  11. Karya ilmiah dan alat peraga yang diperlombakan menjadi milik panitia.
  12. Keputusan Dewan Juri tidak dapat diganggu gugat.

Informasi lebih lanjut:
Panitia LKIG ke-19 2011
Biro Kerjasama dan Pemasyarakatan IPTEK LIPI
Sasana Widya Sarwono Lt.V
Jl. Jend Gatot Subroto 10
Jakarta Selatan 12710
Telepon 021-52920839/021-5225711 Psw.273,274, dan 276
Fax. 021-52920839/021-5251834

Sumber: http://www.lipi.go.id/

Kamis, 09 Juni 2011

Khasiat dan Kandungan Gizi Tempe Tempe berpotensi untuk digunakan melawan radikal bebas, sehingga dapat menghambat proses penuaan dan mencegah terjadinya penyakit degeneratif (aterosklerosis, jantung koroner, diabetes melitus, kanker, dan lain-lain). Selain itu tempe juga mengandung zat antibakteri penyebab diare, penurun kolesterol darah, pencegah penyakit jantung, hipertensi, dan lain-lain. Komposisi gizi tempe baik kadar protein, lemak, dan karbohidratnya tidak banyak berubah dibandingkan dengan kedelai. Namun, karena adanya enzim pencernaan yang dihasilkan oleh kapang tempe, maka protein, lemak, dan karbohidrat pada tempe menjadi lebih mudah dicerna di dalam tubuh dibandingkan yang terdapat dalam kedelai. Oleh karena itu, tempe sangat baik untuk diberikan kepada segala kelompok umur (dari bayi hingga lansia), sehingga bisa disebut sebagai makanan semua umur. Dibandingkan dengan kedelai, terjadi beberapa hal yang menguntungkan pada tempe. Secara kimiawi hal ini bisa dilihat dari meningkatnya kadar padatan terlarut, nitrogen terlarut, asam amino bebas, asam lemak bebas, nilai cerna, nilai efisiensi protein, serta skor proteinnya. Beberapa penelitian menunjukkan bahwa zat gizi tempe lebih mudah dicerna, diserap, dan dimanfaatkan tubuh dibandingkan dengan yang ada dalam kedelai. Ini telah dibuktikan pada bayi dan anak balita penderita gizi buruk dan diare kronis. Dengan pemberian tempe, pertumbuhan berat badan penderita gizi buruk akan meningkat dan diare menjadi sembuh dalam waktu singkat. Pengolahan kedelai menjadi tempe akan menurunkan kadar raffinosa dan stakiosa, yaitu suatu senyawa penyebab timbulnya gejala flatulensi (kembung perut). Mutu gizi tempe yang tinggi memungkinkan penambahan tempe untuk meningkatkan mutu serealia dan umbi-umbian. Hidangan makanan sehari-hari yang terdiri dari nasi, jagung, atau tiwul akan meningkat mutu gizinya bila ditambah tempe. Sepotong tempe goreng (50 gram) sudah cukup untuk meningkatkan mutu gizi 200 g nasi. Bahan makanan campuran beras-tempe, jagung-tempe, gaplek-tempe, dalam perbandingan 7:3, sudah cukup baik untuk diberikan kepada anak balita. Asam Lemak Selama proses fermentasi tempe, terdapat tendensi adanya peningkatan derajat ketidakjenuhan terhadap lemak. Dengan demikian, asam lemak tidak jenuh majemuk (polyunsaturated fatty acids, PUFA) meningkat jumlahnya. Dalam proses itu asam palmitat dan asam linoleat sedikit mengalami penurunan, sedangkan kenaikan terjadi pada asam oleat dan linolenat (asam linolenat tidak terdapat pada kedelai). Asam lemak tidak jenuh mempunyai efek penurunan terhadap kandungan kolesterol serum, sehingga dapat menetralkan efek negatif sterol di dalam tubuh. Vitamin Dua kelompok vitamin terdapat pada tempe, yaitu larut air (vitamin B kompleks) dan larut lemak (vitamin A, D, E, dan K). Tempe merupakan sumber vitamin B yang sangat potensial. Jenis vitamin yang terkandung dalam tempe antara lain vitamin B1 (tiamin), B2 (riboflavin), asam pantotenat, asam nikotinat (niasin), vitamin B6 (piridoksin), dan B12 (sianokobalamin). Vitamin B12 umumnya terdapat pada produk-produk hewani dan tidak dijumpai pada makanan nabati (sayuran, buah-buahan, dan biji-bijian), namun tempe mengandung vitamin B12 sehingga tempe menjadi satu-satunya sumber vitamin yang potensial dari bahan pangan nabati. Kenaikan kadar vitamin B12 paling mencolok pada pembuatan tempe; vitamin B12 aktivitasnya meningkat sampai 33 kali selama fermentasi dari kedelai, riboflavin naik sekitar 8-47 kali, piridoksin 4-14 kali, niasin 2-5 kali, biotin 2-3 kali, asam folat 4-5 kali, dan asam pantotenat 2 kali lipat. Vitamin ini tidak diproduksi oleh kapang tempe, tetapi oleh bakteri kontaminan seperti Klebsiella pneumoniae dan Citrobacter freundii. Kadar vitamin B12 dalam tempe berkisar antara 1,5 sampai 6,3 mikrogram per 100 gram tempe kering. Jumlah ini telah dapat mencukupi kebutuhan vitamin B12 seseorang per hari. Dengan adanya vitamin B12 pada tempe, para vegetarian tidak perlu merasa khawatir akan kekurangan vitamin B12, sepanjang mereka melibatkan tempe dalam menu hariannya. Mineral Tempe mengandung mineral makro dan mikro dalam jumlah yang cukup. Jumlah mineral besi, tembaga, dan zink berturut-turut adalah 9,39; 2,87; dan 8,05 mg setiap 100 g tempe. Kapang tempe dapat menghasilkan enzim fitase yang akan menguraikan asam fitat (yang mengikat beberapa mineral) menjadi fosfor dan inositol. Dengan terurainya asam fitat, mineral-mineral tertentu (seperti besi, kalsium, magnesium, dan zink) menjadi lebih tersedia untuk dimanfaatkan tubuh. Antioksidan Di dalam tempe juga ditemukan suatu zat antioksidan dalam bentuk isoflavon. Seperti halnya vitamin C, E, dan karotenoid, isoflavon juga merupakan antioksidan yang sangat dibutuhkan tubuh untuk menghentikan reaksi pembentukan radikal bebas. Dalam kedelai terdapat tiga jenis isoflavon, yaitu daidzein, glisitein, dan genistein. Pada tempe, di samping ketiga jenis isoflavon tersebut juga terdapat antioksidan faktor II (6,7,4-trihidroksi isoflavon) yang mempunyai sifat antioksidan paling kuat dibandingkan dengan isoflavon dalam kedelai. Antioksidan ini disintesis pada saat terjadinya proses fermentasi kedelai menjadi tempe oleh bakteri Micrococcus luteus dan Coreyne bacterium. Penuaan (aging) dapat dihambat bila dalam makanan yang dikonsumsi sehari-hari mengandung antioksidan yang cukup. Karena tempe merupakan sumber antioksidan yang baik, konsumsinya dalam jumlah cukup secara teratur dapat mencegah terjadinya proses penuaan dini. Penelitian yang dilakukan di Universitas North Carolina, Amerika Serikat, menemukan bahwa genestein dan fitoestrogen yang terdapat pada tempe ternyata dapat mencegah kanker prostat dan payudara. Sumber: http://id.wikipedia.org/wiki/Tempe

Khasiat dan Kandungan Gizi Tempe

 


Tempe berpotensi untuk digunakan melawan radikal bebas, sehingga dapat menghambat proses penuaan dan mencegah terjadinya penyakit degeneratif (aterosklerosis, jantung koroner, diabetes melitus, kanker, dan lain-lain). Selain itu tempe juga mengandung zat antibakteri penyebab diare, penurun kolesterol darah, pencegah penyakit jantung, hipertensi, dan lain-lain.

Komposisi gizi tempe baik kadar protein, lemak, dan karbohidratnya tidak banyak berubah dibandingkan dengan kedelai. Namun, karena adanya enzim pencernaan yang dihasilkan oleh kapang tempe, maka protein, lemak, dan karbohidrat pada tempe menjadi lebih mudah dicerna di dalam tubuh dibandingkan yang terdapat dalam kedelai. Oleh karena itu, tempe sangat baik untuk diberikan kepada segala kelompok umur (dari bayi hingga lansia), sehingga bisa disebut sebagai makanan semua umur.

Dibandingkan dengan kedelai, terjadi beberapa hal yang menguntungkan pada tempe. Secara kimiawi hal ini bisa dilihat dari meningkatnya kadar padatan terlarut, nitrogen terlarut, asam amino bebas, asam lemak bebas, nilai cerna, nilai efisiensi protein, serta skor proteinnya.

Beberapa penelitian menunjukkan bahwa zat gizi tempe lebih mudah dicerna, diserap, dan dimanfaatkan tubuh dibandingkan dengan yang ada dalam kedelai. Ini telah dibuktikan pada bayi dan anak balita penderita gizi buruk dan diare kronis.

Dengan pemberian tempe, pertumbuhan berat badan penderita gizi buruk akan meningkat dan diare menjadi sembuh dalam waktu singkat. Pengolahan kedelai menjadi tempe akan menurunkan kadar raffinosa dan stakiosa, yaitu suatu senyawa penyebab timbulnya gejala flatulensi (kembung perut).

Mutu gizi tempe yang tinggi memungkinkan penambahan tempe untuk meningkatkan mutu serealia dan umbi-umbian. Hidangan makanan sehari-hari yang terdiri dari nasi, jagung, atau tiwul akan meningkat mutu gizinya bila ditambah tempe.

Sepotong tempe goreng (50 gram) sudah cukup untuk meningkatkan mutu gizi 200 g nasi. Bahan makanan campuran beras-tempe, jagung-tempe, gaplek-tempe, dalam perbandingan 7:3, sudah cukup baik untuk diberikan kepada anak balita.

Asam Lemak

Selama proses fermentasi tempe, terdapat tendensi adanya peningkatan derajat ketidakjenuhan terhadap lemak. Dengan demikian, asam lemak tidak jenuh majemuk (polyunsaturated fatty acids, PUFA) meningkat jumlahnya.

Dalam proses itu asam palmitat dan asam linoleat sedikit mengalami penurunan, sedangkan kenaikan terjadi pada asam oleat dan linolenat (asam linolenat tidak terdapat pada kedelai). Asam lemak tidak jenuh mempunyai efek penurunan terhadap kandungan kolesterol serum, sehingga dapat menetralkan efek negatif sterol di dalam tubuh.

Vitamin

Dua kelompok vitamin terdapat pada tempe, yaitu larut air (vitamin B kompleks) dan larut lemak (vitamin A, D, E, dan K). Tempe merupakan sumber vitamin B yang sangat potensial. Jenis vitamin yang terkandung dalam tempe antara lain vitamin B1 (tiamin), B2 (riboflavin), asam pantotenat, asam nikotinat (niasin), vitamin B6 (piridoksin), dan B12 (sianokobalamin).

Vitamin B12 umumnya terdapat pada produk-produk hewani dan tidak dijumpai pada makanan nabati (sayuran, buah-buahan, dan biji-bijian), namun tempe mengandung vitamin B12 sehingga tempe menjadi satu-satunya sumber vitamin yang potensial dari bahan pangan nabati. Kenaikan kadar vitamin B12 paling mencolok pada pembuatan tempe; vitamin B12 aktivitasnya meningkat sampai 33 kali selama fermentasi dari kedelai, riboflavin naik sekitar 8-47 kali, piridoksin 4-14 kali, niasin 2-5 kali, biotin 2-3 kali, asam folat 4-5 kali, dan asam pantotenat 2 kali lipat. Vitamin ini tidak diproduksi oleh kapang tempe, tetapi oleh bakteri kontaminan seperti Klebsiella pneumoniae dan Citrobacter freundii.

Kadar vitamin B12 dalam tempe berkisar antara 1,5 sampai 6,3 mikrogram per 100 gram tempe kering. Jumlah ini telah dapat mencukupi kebutuhan vitamin B12 seseorang per hari. Dengan adanya vitamin B12 pada tempe, para vegetarian tidak perlu merasa khawatir akan kekurangan vitamin B12, sepanjang mereka melibatkan tempe dalam menu hariannya.

Mineral

Tempe mengandung mineral makro dan mikro dalam jumlah yang cukup. Jumlah mineral besi, tembaga, dan zink berturut-turut adalah 9,39; 2,87; dan 8,05 mg setiap 100 g tempe.

Kapang tempe dapat menghasilkan enzim fitase yang akan menguraikan asam fitat (yang mengikat beberapa mineral) menjadi fosfor dan inositol. Dengan terurainya asam fitat, mineral-mineral tertentu (seperti besi, kalsium, magnesium, dan zink) menjadi lebih tersedia untuk dimanfaatkan tubuh.

Antioksidan

Di dalam tempe juga ditemukan suatu zat antioksidan dalam bentuk isoflavon. Seperti halnya vitamin C, E, dan karotenoid, isoflavon juga merupakan antioksidan yang sangat dibutuhkan tubuh untuk menghentikan reaksi pembentukan radikal bebas.

Dalam kedelai terdapat tiga jenis isoflavon, yaitu daidzein, glisitein, dan genistein. Pada tempe, di samping ketiga jenis isoflavon tersebut juga terdapat antioksidan faktor II (6,7,4-trihidroksi isoflavon) yang mempunyai sifat antioksidan paling kuat dibandingkan dengan isoflavon dalam kedelai. Antioksidan ini disintesis pada saat terjadinya proses fermentasi kedelai menjadi tempe oleh bakteri Micrococcus luteus dan Coreyne bacterium.

Penuaan (aging) dapat dihambat bila dalam makanan yang dikonsumsi sehari-hari mengandung antioksidan yang cukup. Karena tempe merupakan sumber antioksidan yang baik, konsumsinya dalam jumlah cukup secara teratur dapat mencegah terjadinya proses penuaan dini.

Penelitian yang dilakukan di Universitas North Carolina, Amerika Serikat, menemukan bahwa genestein dan fitoestrogen yang terdapat pada tempe ternyata dapat mencegah kanker prostat dan payudara.

Sumber: http://id.wikipedia.org/wiki/Tempe

Fungsi dan Kandungan Gizi Daun Ketela Pohon

Kita mungkin tidak pernah mengira, makanan sederhana seperti bobotok daun singkong, opor daun singkong atau bahkan lalapan daun singkong memiliki efek yang sangat baik bagi kesehatan. Semua itu karena nilai nutrisi yang dikandungnya sangat banyak. Ingin tahu?
  1. Memiliki kadar protein cukup tinggi, sumber energi yang setara dengan karbohidrat, 4 kalori setiap gram protein.
  2. Zat aktif yang dikandungnya dapat digunakan untuk bahan obat-obatan, sayang saya belum tahu nama zat aktif yang dikandungnya.
  3. Sumber Vitamin A, setiap 100 gram, mempunyai kandungan vitamin A mencapai 3.300 RE, kesehatan mata anda akan lebih baik.
  4. Kandungan serat yang tinggi, dapat membantu buang air besar menjadi lebih teratur dan lancar dan mencegah kanker usus dan penyakit jantung.
  5. Kandungan vit c per 100 gram daun singkong mencapai 275 mg, anda bisa terbebas dari sariawan dan kekebalan tubuh anda bisa lebih terjaga dengan asupan vitamin C.
Anda punya alternatif makanan sehat lainnya? Saya tunggu postingnya untuk menambah pengetahuan nettesrs yang lain.
Semoga bermanfaat.

ketua KIR,

Manfaat Ketela Pohon Bagi Kesehatan



Ketela pohon atau singkong, dalam bahasa Inggris bernama cassava, adalah pohon tahunan tropika dan subtropika dari keluarga Euphorbiaceae. Umbinya dikenal sebagai makanan pokok penghasil karbohidrat dan daunnya sebagai sayuran. Di Indonesia sendiri ketela pohon menjadi makanan bahan pangan pokok setelah beras dan jagung. Manfaat daun ketela pohon sebagai bahan sayuran memiliki protein cukup tinggi dan Umbi singkong merupakan sumber energi yang kaya karbohidrat namun sangat miskin protein. Kayunya bisa digunakan sebagai pagar kebun atau di desa-desa sering digunakan sebagai kayu bakar untuk memasak. Dengan perkembangan teknologi ketela pohon dijadikan bahan dasar pada industri makanan dan bahan baku industri pakan. Selain itu digunakan pula pada industri obat-obatan.
Ketela pohon sangat berkhasiat untuk menyembuhkan berbagai macam penyakit diantaranya yaitu Reumatik, Demam, Sakit kepala, Diare, Cacingan, Mata kabur; Nafsu makan, Luka bernanah, Luka baru kena panas.
Cara pengolahannya :
1. Reumatik
Cara pertama : 5 lembar daun ubi kayu, 1/4 sendok kapur sirih. kedua bahan tersebut ditumbuk halus digunakan sebagai bedak/bobok pada bagian yang sakit.
Cara kedua : 1 potong batang ubi kayu direbus dengan 5 gelas air sampai mendidih hingga tinggal 4 gelas, kemudian disaring untuk diambil airnya kemudian  diminum 2 kali sehari, pagi dan sore.
2. Demam
Cara pertama : 1 potong batang daun ubi kayu direbus dengan 3 gelas air sampai mendidih,
kemudian disaring untuk diambil airnya kemudian diminum 2 kali sehari, pagi dan sore.
Cara kedua : 3 lembar daun ubi kayu ditumbuk halus dipergunakan sebagai kompres.
3. Sakit Kepala
Caranya : 3 lembar daun ubi kayu ditumbuk halus kemudian dipergunakan sebagai kompres.
4. Diare
Caranya : 7 lembar daun ubi kayu direbus dengan 4 gelas air sampai mendidih hingga
tinggal 2 gelas, kemudian disaring untuk diambil airnya kemudian diminum 2 kali sehari, pagi dan sore.
5. Mengusir cacing perut
Caranya : kulit batang ubi kayu secukupnya direbus dengan 3 gelas air sampai mendidih hingga tinggal 1 gelas, kemudian disaring untuk diambil airnya dan diminum menjelang tidur malam.
6. Mata sering kabur
Caranya : daun ubi kayu secukupnya direbus, diberi bumbu garam dan bawang putih
secukupnya kemudian dimakan bersama nasi setiap hari.
7. Menambah nafsu makan
Caranya : daun ubi kayu secukupnya direbus, diberi bumbu garam dan bawang putih
secukupnya kemudian dimakan bersama nasi dan sambal tomat.
8. Luka bernanah
Caranya : 1 potong buah ubi kayu diparut kemudian dibobokan pada bagian tubuh yang luka
9. Luka baru kena barang panas
1 potong buah ubi kayu diparut dan diperas untuk diambil airnya, dan dibiarkan beberapa saat sampai tepungmengendap kemudian tepung dioleskan pada bagian tubuh yang
luka.
Kandungan gizi daun ketela pohon
1. Memiliki kadar protein cukup tinggi, sumber energi yang setara dengan karbohidrat, 4 kalori setiap gram protein.
2. Zat aktif yang dikandungnya dapat digunakan untuk bahan obat-obatan
3. Sumber Vitamin A, setiap 100 gram, mempunyai kandungan vitamin A mencapai 3.300 RE, kesehatan mata anda akan lebih baik.
4. Kandungan serat yang tinggi, dapat membantu buang air besar menjadi lebih teratur dan lancar dan mencegah kanker usus dan penyakit jantung.
5. Kandungan vit c per 100 gram daun singkong mencapai 275 mg, anda bisa terbebas dari sariawan dan kekebalan tubuh anda bisa lebih terjaga dengan asupan vitamin C.

Kandungan Gizi Singkong - Cassava

Kandungan Gizi Singkong - Cassava


Singkong, yang juga dikenal sebagai ketela pohon atau ubi kayu, adalah pohon tahunan tropika dan subtropika dari keluarga Euphorbiaceae. Umbinya dikenal luas sebagai makanan pokok penghasil karbohidrat dan daunnya sebagai sayuran.

Jenis singkong Manihot esculenta pertama kali dikenal di Amerika Selatan kemudian dikembangkan pada masa pra-sejarah di Brasil dan Paraguay. Bentuk-bentuk modern dari spesies yang telah dibudidayakan dapat ditemukan bertumbuh liar di Brasil selatan. Meskipun spesies Manihot yang liar ada banyak, semua varitas M. esculenta dapat dibudidayakan.

Produksi singkong dunia diperkirakan mencapai 184 juta ton pada tahun 2002. Sebagian besar produksi dihasilkan di Afrika 99,1 juta ton dan 33,2 juta ton di Amerika Latin dan Kepulauan Karibia.

Singkong ditanam secara komersial di wilayah Indonesia (waktu itu Hindia Belanda) pada sekitar tahun 1810, setelah sebelumnya diperkenalkan orang Portugis pada abad ke-16 ke Nusantara dari Brasil.

Dimasak dengan berbagai cara, singkong banyak digunakan pada berbagai macam masakan. Direbus untuk menggantikan kentang, dan pelengkap masakan. Tepung singkong dapat digunakan untuk mengganti tepung gandum, baik untuk pengidap alergi. Singkong goreng sering jidadikan makanan kudapan.

Memilih dan Mengolah Singkong
Penganan singkong seakan tak pernah habis. Ada saja kue - kue yang bisa dibuat dari singkong. Nah untuk membuat penganan dari singkong kita harus pandai memilih dan mengolahnya. Anda bisa memilih dan mengolah singkong yang bisa dilakukan dengan beberapa cara ini :
  • Kupas kulit singkong dengan kuku Anda. Lihat warnanya, konon yang warnanya kekuningan lebih
    baik daripada yang putih.
  • Patahkan sedikit ujungnya, perhatikan baik - baik, kalau ada bagian yang membiru sebaiknya
    jangan dipilih. Singkong yang telah lama disimpan memang cenderung mengeluarkan noda biru atau
    hitam yang diakibatkan enzim poliphenolase yang bersifat racun.
  • Banyak orang memilih singkong dari tanah yang membungkusnya. Kalau tanahnya belum kering
    berarti berarti singkongnya masih baru, pasti belum ada noda.
  • Saat diolah singkong harus dicuci bersih untuk menghilangkan tanah yang menempel di umbi
    singkong. 
  • Setelah itu singkong bisa dikupas. Cara mengupasnya cukup mudah, kerat saja bagian tengahnya
    singkong secara memanjang, lalu tarik bagian yang terkelupas hingga lepas sama sekali dari singkong.
  • Cuci kembali singkong supaya bersih. Apabila belum diolah, rendam singkong terlebih dahulu
    agar warnanya tidak berubah. Yang mesti diingat, singkong adalah umbi akar yang teksturnya
    cukup keras, sehingga apabila akan diubah menhadi penganan musti diolah terlebih dahulu
    seperti dikukus atau diparut.
  • Apabila singkong hendak dihaluskan seperti untuk membuat getuk, sebaiknya pengukusan singkong
    harus dilakukan hingga benar - benar empuk. Untuk menghaluskannya bisa menggunakan garpu  atau ditumbuk dalam cobek (batu lumpang). Yang mesti diingat, singkong sebaiknya dihaluskan selagi masih panas.


Kandungan Gizi Singkong 206 g
sumber informasi gizi singkong : http://caloriecount.about.com/calories-cassava-i11134
Water      122.94 g
Energy     330 kcal
Energy     1374 kj
Protein     2.8 g
Total lipid (fat)     0.58 g
Ash     1.28 g
Carbohydrate, by difference     78.4 g
Fiber, total dietary     3.7 g
Sugars, total     3.5 g
Calcium, Ca     33 mg
Iron, Fe     0.56 mg
Magnesium, Mg     43 mg
Phosphorus, P     56 mg
Potassium, K     558 mg
Sodium, Na     29 mg
Zinc, Zn     0.7 mg
Copper, Cu     0.206 mg
Manganese, Mn     0.791 mg
Selenium, Se     1.4 mcg
Vitamin C, total ascorbic acid     42.4 mg
Thiamin     0.179 mg
Riboflavin     0.099 mg
Niacin     1.759 mg
Pantothenic acid     0.22 mg
Vitamin B-6     0.181 mg
Folate, total     56 mcg
Folic acid     ~ mcg
Folate, food     56 mcg
Folate, DFE     56 mcg_DFE
Choline, total     48.8 mg
Betaine     0.8 mg
Vitamin B-12     ~ mcg
Vitamin B-12, added     ~ mcg
Vitamin A, IU     27 IU
Vitamin A, RAE     2 mcg_RAE
Retinol     ~ mcg
Vitamin E (alpha-tocopherol)     0.39 mg
Vitamin E, added     ~ mg
Vitamin K (phylloquinone)     3.9 mcg
Fatty acids, total saturated     0.152 g
4:0     ~ g
6:0     ~ g
8:0     ~ g
10:0     ~ g
12:0     0.002 g
14:0     ~ g
16:0     0.142 g
18:0     0.01 g
Fatty acids, total monounsaturated     0.155 g
16:1 undifferentiated     ~ g
18:1 undifferentiated     0.155 g
20:1     ~ g
22:1 undifferentiated     ~ g
Fatty acids, total polyunsaturated     0.099 g
18:2 undifferentiated     0.066 g
18:3 undifferentiated     0.035 g
18:4     ~ g
20:4 undifferentiated     ~ g
20:5 n-3     ~ g
22:5 n-3     ~ g
22:6 n-3     ~ g
Cholesterol     ~ mg
Tryptophan     0.039 g
Threonine     0.058 g
Isoleucine     0.056 g
Leucine     0.08 g
Lysine     0.091 g
Methionine     0.023 g
Cystine     0.058 g
Phenylalanine     0.054 g
Tyrosine     0.035 g
Valine     0.072 g
Arginine     0.282 g
Histidine     0.041 g
Alanine     0.078 g
Aspartic acid     0.163 g
Glutamic acid     0.424 g
Glycine     0.058 g
Proline     0.068 g
Serine     0.068 g
Alcohol, ethyl     ~ g
Caffeine     ~ mg
Theobromine     ~ mg
Carotene, beta     16 mcg
Carotene, alpha     ~ mcg
Cryptoxanthin, beta     ~ mcg
Lycopene     ~ mcg
Lutein + zeaxanthin     ~ mcg

Kandungan Gizi Ubi jalar atau ketela rambat atau sweet potato

Kandungan Gizi Ubi jalar atau ketela rambat atau sweet potato


Ubi jalar atau ketela rambat atau sweet potato (Ipomoea batatas L.) adalah sejenis tanaman budidaya. Bagian yang dimanfaatkan adalah akarnya yang membentuk umbi dengan kadar gizi (karbohidrat) yang tinggi. Di Afrika, umbi ubi jalar menjadi salah satu sumber makanan pokok  yang penting. Di Asia, selain dimanfaatkan umbinya, daun muda ubi jalar juga dibuat sayuran. Terdapat pula ubi jalar yang dijadikan tanaman hias karena keindahan daunnya.
Bunga ubi jalar.

Ubi jalar berasal dari Amerika Selatan tropis dan, yang masih diperdebatkan, Papua. Kalangan yang tidak menyetujui asal muasal ubi jalar dari Papua berpendapat bahwa orang Indian telah berlayar menuju ke barat melalui Samudra Pasifik dan membantu menyebarkan ubi jalar ke Asia. Proposal ini banyak ditentang karena bertentangan dengan fakta-fakta klimatologi dan antropologi.


Ubi jalar bahkan dapat dijadikan sebagai bahan makanan alternatif bagi pasien penyakit tertentu di rumah sakit. tepung ubi jalar lebih mahal daripada tepung gandum (terigu).

Nama umum
Indonesia:    Ubi jalar, ketela, ketela rambat, telo rambat (Jawa), patatas (Papua), mantang (Sunda)
Inggris:    Sweet potato
Melayu:    Ubi keledek
Thailand:    Phak man thet
Pilipina:    Kamote
Jepang:    Satsumaimo



Nilai kandungan gizi Ubi Jalar per 100 g (3.5 oz) 
Energi 360 kJ (86 kcal)
Karbohidrat 20.1 g
Pati 12,7 g
Gula 4.2 g
Diet serat 3,0 g
Lemak 0,1 g
Protein 1,6 g
Vitamin A equiv. 709 mg (79%)
- Beta-karoten 8509 mg (79%)
- Lutein dan zeaxanthin 0 mg
Thiamine (Vit. B1) 0,1 mg (8%)
Riboflavin (Vit. B2) 0,1 mg (7%)
Niacin (Vit. B3) 0,61 mg (4%)
Asam pantotenat (B5) 0,8 mg (16%)
Vitamin B6 0,2 mg (15%)
Folat (Vit. B9) 11 mg (3%)
Vitamin C 2.4 mg (4%)
Kalsium 30,0 mg (3%)
Besi 0,6 mg (5%)
Magnesium 25,0 mg (7%)
Fosfor 47,0 mg (7%)
Kalium 337 mg (7%)
Sodium 55 mg (2%)
Seng 0,3 mg (3%)

Rabu, 08 Juni 2011

SISTEMATIKA PENULISAN KARYA ILMIAH


SISTEMATIKA PENULISAN KARYA ILMIAH

1. HALAMAN SAMPUL
Berisi tentang judul dari penelitian, logo (sekolah/ instansi/ organisasi) terkait atau bisa berupa foto-foto yang menunjukkan penelitian, tujuan penulisan karya tulis, dan instansi/ lembaga terkait beserta tahun pembuatannya.
2. HALAMAN JUDUL
Hampir sama seperti halaman sampul tetapi pada sudut kanan bawah diberi huruf i yang menunjukkan halaman.
3. HALAMAN PENGESAHAN
Berisi tujuan penulisan karya ilmiah beserta pernyataan persetujuan dan pengesahan oleh pihak terkait, seperti: pembina dan kepala instansi.
4. KATA PENGANTAR
Berupa ucapan puji syukur, sekilas tentang gambaran karya tulis yang disusun, ucapan terimakasih kepada pihak pembantu, permintaan kritik dan saran, keterangan tempat, waktu dan penyusun.
5. ABSTRAK
Merupakan rangkuman dari isi tulisan mengenai gambaran umum penulisan karya tulis dalam format yang sangat singkat.
6. DAFTAR ISI
Keterangan nomor halaman dari tiap-tiap pokok bahasan.
7. BAB I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Yaitu permasalahan yang mendasari suatu pemikiran, penelitian dan penyusunan karya tulis atau sebagai alasan kita melakukan penelitian.
B. Rumusan Masalah
Yaitu fokus seorang peneliti untuk bekerja dalam penelitian yang berisi poin-poin penting yang akan diteliti dengan susunan yang sistematis.
  1. Pembatasan Masalah
Digunakan untuk membatasi ruang lingkup masalah yang akan diteliti.
D. Tujuan Penelitian
Merupakan hal yang ingin dicapai oleh penulis dalam melakukan penelitian.
E. Manfaat Penelitian
Berupa hasil yang diharapkan penulis dalam penelitian baik secara umum maupun khusus.
8. BAB II. LANDASAN TEORI
Berisi uraian dari teori-teori yang mendasari penyusunan karya tulis yang dapat diperoleh dari berbagai sumber. Misal: buku, media cetak, majalah, jurnal, internet, skripsi, tesis dan sebagainya. Catatan: apabila kita mengutip dari sumber internet maka disertakan nama situs, orang yang mengunggah beserta waktu akses. Sedangkan sumber yang diambil dari buku, tesis, skripsi dan lain-lain maka perlu dituliskan nama penulis, tahun terbit dan nomor halaman buku sebagai acuan materi.
9. BAB III. METODE PENELITIAN
Berisi tentang:
A. Daerah Penelitian
Meliputi nama Desa, Kecamatan, Kabupaten atau lembaga terkait dalam penelitian.
B. Populasi dan Sampel Penelitian
Populasi adalah keseluruhan obyek yang akan dijadikan sebagai penelitian. Sedangkan sampel adalah beberapa contoh yang diambil dari populasi untuk memberikan gambaran keseluruhan.
C. Metode Pengumpulan Data
Meliputi Metode studi dokumentasi/ literatur yaitu mencari data yang mendukung penelitian dari berbagai sumber, seperti: catatan, surat kabar, agenda dan lain-lain. Metode Observasi yaitu pengamatan langsung terhadap kegiatan di lokasi penelitian. Metode Eksperimen yaitu uji kandungan zat atau percobaan lain yang dapat dilakukan di labortorium ataupun tempat lain yang membantu proses penelitian. Metode wawancara yaitu melakukan tanya jawab dengan narasumber untuk mencari informasi demi mendukung kegiatan penelitian, wawancara dapat dilakukan secara langsung dan tidak langsung.
10. BAB IV. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Hasil Tes dan Non Tes
Hasil tes adalah hasil yang diperoleh dari proses percobaan (eksperimen) dan angket. Sedangkan hasil non tes adalah hasil yang diperoleh dari melakukan wawancara dan observasi.
B. Pembahasan
Diambil dari hasil wawancara, observasi, angket dan eksperimen untuk disesuaikan dengan landasan teori yang ada sehingga didapat suatu hipotesa.
11. BAB V. PENUTUP
Berisi kesimpulan dan saran yang disampaikan oleh penulis.
12. DAFTAR PUSTAKA
Berfungsi untuk orisinilitas karya untuk menghindari plagiatisasi, mengukur kualitas suatu karya tulis sehingga semakin banyak daftar pustaka semakin baik kualitas karya tulis, memudahkan pembaca untuk melacak referensi yang digunakan.
Aturan Penulisan Daftar Pustaka, misal:
Nama Penulis : Justin Biber
Judul Buku : Baby
Penerbit : Erlangga
Tahun Terbit : 2012
Kota : Jakarta
Maka penulisan daftar pustaka yang benar adalah:
Biber, Justin.2012. Baby. Jakarta: Erlangga
13. LAMPIRAN
Berisi foto-foto beserta keterangan untuk menunjukkan proses dalam melakukan penelitian.